Fintech Webinar Ajang AFPI Perkuat Komitmen Industri Fintech dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Lembaga keuangan di seluruh dunia tengah berjuang untuk bisa bertahan dari krisis akibat pandemi COVID-19. Dan krisis pandemi ini pun dirasakan oleh perusahaan financial technology atau fintech. Akses terhadap keuangan menjadi lebih susah karena beberapa pengembang dana memilih untuk fokus memulihkan usaha mereka.
Namun di sisi lain, perubahan kebiasaan karena pembatasan sosial membawa angin segar bagi perusahaan fintech. Ada peningkatan signifikan terhadap penggunaan layanan digital keuangan dan e-commerce. Dan juga grafik lender atau pendana pun naik sepanjang pandemi.
Pandemi belum berakhir, namun ekonomi mulai bangkit. Para pengembang dana lebih memilih untuk mengembangkan dananya di instrumen yang sudah ada daripada membuat yang baru. Banyak perusahaan fintech melakukan penyesuaian model bisnis dalam beradaptasi dengan masa new normal.
Untuk menjembatani regulator, pengembang dana, dan perusahaan fintech, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berinisiatif mengadakan webinar dengan tema “COVID-19 and Fintech Lending : Path Forward for Players, Investors dan Regulators”. Dengan harapan, melalui webinar ini bisa memberikan gambaran akan peluang perusahaan fintech pendanaan bersama menjadi solusi di tengah pandemi.
Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi menjelaskan, Fintech Webinar 2021 dihadirkan untuk mengulas potensi dan peluang pemanfaatan fintech pendanaan sebagai pilihan solusi keuangan pilihan terpercaya masyarakat, khususnya di masa pandemi dan mengisi credit gap di Indonesia. Ke depannya kolaborasi antar regulator, pelaku industri, dan investor menjadi fokus penguatan tersendiri untuk mendorong pertumbuhan fintech pendanaan termasuk memperkuat ekosistem keuangan digital nasional.
“Fintech Webinar 2021 menjadi salah satu cara bagi para pemangku kepentingan fintech untuk membahas berbagai topik penting bagi industri di masa pandemi dan menemukan solusi bersama. Bagi AFPI sendiri ajang ini menjadi komitmen kami untuk terus mendorong penguatan ekosistem dan peningkatan kolaborasi dengan lembaga keuangan lainnya untuk menjadikan Fintech Pendanaan sebagai pemain penting dalam pemulihan dan pertumbuhan ekonomi melalui akselerasi layanan keuangan digital,” ujar Adrian di Jakarta, Jumat (12/3).
Webinar “COVID-19 and Fintech Lending: Path Forward for Players, Investors and Regulators”
Acara ini diselenggarakan pada tanggal 9 Maret 2021 via Zoom dengan menghadirkan narasumber dari Bank Dunia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewakili regulator, dan para pelaku bisnis fintech pendanaan bersama. Webinar ini dibagi menjadi tiga panel dengan masing-masing topik:
- Panel 1 : The Influence of COVID-19 Pandemic on the Fintech Regulation in Indonesia
- Panel 2 : Building a Collaborative Fintech Ecosystem
- Panel 3 : How COVID-19 Have Changed The Investing Climate
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai peran Fintech Pendanaan semakin signifikan sebagai salah satu pendorong pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut terangkum dalam Fintech Webinar yang mengulas perkembangan fintech pendanaan di masa pandemi dari sisi regulasi dan strategi bisnis, serta iklim investasi ke sektor fintech pendanaan.
AFPI dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) juga menggunakan momentum Fintech Webinar 2021 untuk melakukan kemitraan strategis jangka panjang melalui penandatanganan MoU yang dilakukan oleh Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi dan Ketua Umum idEA Bima Laga. Kerja sama ini dilakukan sebagai bentuk komitmen kedua asosiasi untuk mendorong pemanfaatan Fintech dalam membantu masyarakat dalam menghadapi situasi Pandemi ini dan memperdalam komitmen bersama meningkatkan inklusi keuangan melalui inovasi keuangan digital.
AFPI mencatat bahwa Fintech Pendanaan mengalami pertumbuhan penyaluran pembiayaan selama masa Pandemi COVID-19 atau tahun 2020 sebesar 27 persen yang mencapai Rp 74 Triliun. Dalam Fintech Webinar, idEA pun menyampaikan transaksi e-commerce saat pandemi meningkat di atas 20% (yoy), bahkan terdapat peningkatan pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada tahun 2020 yang mencapai Rp 11,6 Miliar dibanding tahun 2019 senilai Rp 9 Miliar.
Sebagai asosiasi yang dipercaya menaungi 148 penyelenggara Fintech Pendanaan yang terdaftar dan berizin di Indonesia, Adrian menungkapkan AFPI terus berkomitmen meningkatkan penetrasi Fintech Pendanaan yang merata di Indonesia. Upaya tersebut dengan membangun bisnis yang sustainable, dan berdampak untuk perekonomian Indonesia, juga terus mengedukasi tentang pemahaman masyarakat dalam menggunakan Fintech Pendanaan yang berkelanjutan.
“Dari diskusi yang dilaksanakan ini kami berharap dapat menggandeng dukungan dari seluruh stakeholder, mendapatkan banyak masukan sehingga Fintech Pendanaan berperan nyata khususnya dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional,” jelas Adrian.
Fintech Webinar 2021 terdiri dari diskusi panel yang menghasilkan sejumlah pembahasan penting terkait pengembangan industry Fintech di masa Pandemi COVID-19 untuk menghadirkan solusi keuangan digital khususnya bagi masyarakat unbanked dan undeserved serta pelaku UMKM. Sejumlah penyelenggara juga terlibat aktif sebagai pendukung acara di antaranya Bangun Percaya Sosial (BPS), AdaKami, ASLI RI, CLIK, UangMe, RupiahCepat, dan PinjamYuk.
AdaKami selaku anggota AFPI yang juga penyelenggara kegiatan ini akan memanfaatkan kesempatan baik di acara Fintech Webinar ini untuk memperkuat peran Fintech Pendanaan sebagai solusi kebutuhan masyarakat, khususnya di masa pandemi, dan sebagai mitra untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami bangga menjadi bagian dari dinamika industri Fintech Pendanaan yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, bahkan di masa pandemi. Sebagai penyelenggara Fintech Pendanaan yang memberikan solusi kebutuhan penggunanya, AdaKami terus memperkuat kontribusinya dalam menjembatani credit gap masyarakat, khususnya bagi mereka yang unbankable dan underserved, agar dapat terus bertumbuh bersama. Kami berharap dengan pemanfaatan Fintech Pendanaan yang optimal, masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya untuk terus bertumbuh dan dalam jangka panjang dapat berkontribusi bagi pemulihan ekonomi nasional,” Jelas CEO AdaKami Bernardino Vega.
CEO CLIK Leonardo Lapalorcia menyampaikan tujuan keterlibatan CLIK dalam acara ini adalah untuk menunjukkan dukungan bagi industri peminjaman fintech yang telah memainkan peran kunci dalam mendukung perekonomian dan masyarakat di masa-masa yang sangat sulit ini.
“Kemampuan Fintech untuk beradaptasi dengan cepat di kondisi pasar yang terus berkembang telah berkontribusi besar dalam menumbuhkan akses keuangan bagi konsumen maupun UMKM di Indonesia. Kami bangga dapat mendukung beberapa Lembaga peminjaman fintech menggunakan layanan data dan analitik prediktif kami dan berkontribusi kepada pertumbuhan praktik peminjaman fintech yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan cara kami sendiri,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan Komisaris ASLI RI, Robert Rompas, bahwa dukungannya terhadap pelaksanaan Webinar Fintech terkait dengan meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa Fintech Pendanaan telah didukung oleh teknologi verifikasi yang memastikan keamanan data seluruh nasabah.
“Melalui ajang ini kami siap mendukung Fintech di Indonesia, khususnya Fintech Pendanaan yang telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat dan pelaku usaha untuk memastikan mereka memiliki akses keuangan yang lebih cepat dan mudah. ASLI RI memiliki sistem verifikasi biometrik dan eKYC yang handal. Kehadirannya sangat membantu industri Fintech P2P Lending dalam mengeliminasi identity fraud untuk meningkatkan ketahanan Industri Fintech Pendanaan secara berkelanjutan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Bisnis Bangun Percaya Sosial (BPS) Henri Halim menjelaskan Pandemi COVID-19 telah mengakselerasi perkembangan lansekap Fintech Lending di Indonesia. Pada saat yang bersamaan, BPS juga perlu untuk mengerti lebih lanjut dalam bagaimana memitigasi resiko gagal bayar.
"Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada AFPI dalam mengorganisir acara Fintech Webinar and mengundang BPS sebagai salah satu peran kunci didalamnya. Diskusi ini sangat penting perannya dalam meningkatkan secara cepat inklusi keuangan dan perkembangan ekonomi di Indonesia melalui data and penilaian kredit alternatif." jelas Henri.
Kesimpulan
Dari webinar ini menunjukkan bahwa masa depan fintech di Indonesia masih cerah. Berbagai stimulus ekonomi pun dilakukan oleh pemerintah, seperti memberikan bantuan dana untuk UMKM. Di sinilah terjadi kolaborasi antara perusahaan fintech pendanaan bersama dengan pemerintah dalam penyaluran dana UMKM. Tak hanya itu, kolaborasi dengan e-commerce pun mulai menunjukkan geliat positif dengan angka pengguna yang mulai naik.