Mengelola Utang di Tengah Pandemi untuk Para Pemilik Bisnis
Pandemi yang masih melanda Indonesia, hingga gelombang kedua di tahun 2021, ini tak pelak memang memengaruhi setiap aspek hidup kita. Apalagi dalam hal keuangan, dan Anda yang memang memiliki utang. Mengelola utang pasti menjadi PR tersendiri.
Utang kadang memang dibutuhkan, apalagi jika Anda merupakan pemilik atau pengelola bisnis, dan ingin agar bisnis Anda berkembang. Utang bisa jadi salah satu jalan untuk menambah modal sehingga peluang membesarkan bisnis akan semakin luas. Anda dapat memanfaatkan dana hasil pinjaman untuk membeli bahan baku, membeli mesin produksi, berekspansi, sampai dipakai untuk biaya promosi.
Namun, barangkali Anda merupakan salah satu pemilik bisnis yang harus terimbas oleh krisis akibat pandemi COVID-19 yang panjang sekarang ini. Jangankan ekspansi, mempertahankan agar bisnis tetap berjalan mungkin harus berjuang.
Lalu, bagaimana cara mengelola utang di masa krisis seperti ini, agar meski kita tetap bisa disiplin mengembalikan dana yang dipinjam agar terhindar dari beban bunga dan denda?
Ikut beberapa langkah berikut ini.
Mengelola Utang di Masa Krisis, Agar Terhindar dari Beban Bunga dan Denda
1. Cek neraca
Pertama yang harus dilakukan adalah mengecek posisi neraca keuangan bisnis; yang digambarkan sebagai rasio antara dana likuid, aset, kewajiban, dan utang.
Jika Anda bisa mendapatkan informasi neraca secara akurat, maka Anda pun dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan dengan lebih tepat juga, sehingga akan lebih mudah bagi Anda untuk mempertimbangkan banyak hal dan mengambil keputusan.
Dalam data neraca tersebut, cermati:
- Berapa dana likuid yang Anda miliki dalam kas bisnis Anda
- Adakah investasi yang Anda lakukan, misalnya berbentuk saham, obligasi, deposito, dan sejenisnya?
- Berapa total aset berwujud yang Anda miliki dalam kas bisnis, mulai dari mesin produksi, tanah, bangunan, dan sejenisnya?
Data ini akan penting bagi Anda, hingga Anda akan bisa mendapatkan gambaran, seperti apa kondisi bisnis Anda saat ini.
2. Tentukan prioritas
Ada beberapa jenis utang, lalu utang mana yang sekarang Anda miliki? Dan, siapa pemberi pinjamannya? Bagaimana tenornya, berapa bunganya, dan bagaimana ketentuannya jika ada keterlambatan pelunasan?
Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai posisi utang saat ini. Seharusnya sih, hal seperti ini sudah Anda pahami dan mengerti lebih dulu ya, sebelum mulai meminjam dana. Tapi, ada baiknya Anda refresh lagi sehingga kemudian Anda bisa menentukan prioritas, pinjaman dana yang mana yang hendak Anda selesaikan lebih dulu.
Ada beberapa skema yang bisa Anda lakukan:
- Prioritas pada pinjaman dana dengan bunga yang paling tinggi, agar beban lebih cepat ringan.
- Prioritas pada pinjaman dengan tenor yang paling pendek. Juga agar lebih cepat beres.
- Prioritas pada pinjaman yang berhubungan langsung dengan operasional bisnis, misalnya cicilan mesin produksi.
Jika Anda—baik secara sengaja maupun tidak sengaja—terlibat dengan pinjol ilegal, dan juga fintech pendanaan, maka Anda lebih baik prioritaskan untuk membereskan pinjaman pada fintech pendanaan yang terdaftar atau berizin OJK lebih dulu, agar kemudian tak memengaruhi credit score Anda.
3. Negosiasi dengan pemberi pinjaman
Jika memang Anda menemui kesulitan untuk bisa membayarkan kembali pinjaman dana Anda, maka ada baiknya buka komunikasi dengan pihak pemberi pinjaman.
Akan lebih baik, jika Anda proaktif dan melakukan negosiasi dengan pihak pemberi pinjaman, dengan menjelaskan kondisi Anda dengan sebenar-benarnya.
Untuk platform fintech pendanaan yang telah menjadi anggota AFPI, Anda tak perlu khawatir, karena pada dasarnya bisnis fintech pendanaan dihadirkan untuk membantu. Dengan demikian, jika Anda memang sedang mengalami kesulitan keuangan, para pihak pengelola fintech dapat melakukan restrukturisasi sesuai kebijakan masing-masing.
Ini tentu akan sangat jauh lebih baik dibandingkan jika melarikan diri dari tanggung jawab.
4. Atur cash flow
Tip berikutnya untuk mengelola utang selama krisis adalah atur cash flow bisnis Anda. Cermati, bagian mana yang perlu diadakan penyesuaian.
Seperti halnya keuangan pribadi, ada baiknya jika Anda juga memangkas beberapa pengeluaran yang dirasa kurang penting dalam keuangan bisnis. Pengeluaran yang seperti apa? Tentunya, ini Anda yang bisa menentukan sendiri, sesuai denagn kondisi bisnis Anda.
Jangan lupa pastikan, bahwa Anda juga punya dana darurat tersendiri untuk bisnis.
5. Pikirkan cara lain untuk bisa tetap mendapatkan dana
Banyak pemilik bisnis yang akhirnya melakukan pivoting demi bisa survive kala pandemi seperti ini. Hal ini sah-sah saja dilakukan, selama tetap halal.
So, coba cermati, barangkali produk Anda bisa diulik dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat sekarang ini? Ataukah, barangkali Anda bisa menemukan peluang baru lain?
Tak masalah jika memang harus mengubah strategi bisnis di masa-masa seperti sekarang. Yang penting, Anda bisa survive, dan tidak terlibat kredit macet.
Nah, demikianlah beberapa tip mengelola utang di masa krisis akibat pandemi seperti sekarang. Semoga bisnis Anda bisa survive, sampai pandemi berakhir nanti ya. Tetap semangat, dan jaga kesehatan.